Selamat datang di official website TK 17 Teladan Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang

Upaya Dalam Menerapkan Sikap Saling Menghargai Sesama Anak Usia Dini Di Lingkungan Sekolah

 tk17teladan.sch.id - Sikap saling menghargai pada anak masih rendah seperti anak belum dapat menghargai ide yang disampaikan teman dalam kegiatan bermain, anak masih sering mengejek apabila teman melakukan kesalahan, anak tidak terbiasa mengucapkan terima kasih apabila mendapatkan pemberian dari orang lain, dalam hal ini masih kurangnya sikap saling menghargai.

Upaya Dalam Menerapkan Sikap Saling Menghargai Sesama Anak Usia Dini Di Lingkungan Sekolah

Sikap Menghargai

Sikap menghargai merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang. Menghargai itu sendiri memiliki arti memberi, harga, menafsir harganya, menilai, menghormati, mengindahkan, memandang penting. Sedangkan menghargai orang lain berarti menghargai dan mengindahkan hak asasi dirinya sendiri dan hak asasi orang lain. Hak asasi merupakan hak yang bersifat kodrati, artinya hak tersebut dimiliki oleh setiap orang bukan karena pemberian dari pihak lain melainkan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Landasan hak asasi manusia adalah kodrat manusia sebagai manusia dan Tuhan yang menciptakan kodrat manusia. Sikap menghargai bukan hanya ada pada lingkungan masyarakat tetapi juga pada lingkungan sekolah.

Sikap saling menghargai merupakan cerminan dari aspek perkembangan sosial emosional. Permen Diknas No.58 Tahun 2009 menyatakan bahwa aspek perkembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun antara lain:

  1. Menunjukkan sikap mandiri dalam memilih kegiatan. 
  2. Mau berbagi, menolong, dan membantu teman. 
  3. Menunjukan antusiasme dalam melakukan permainan kompetitif secara positif. (4) Mengendalikan perasaan. 
  4. Menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan. 
  5. Menunjukkan rasa percaya diri.
  6. Menjaga diri sendiri dari lingkungannya. 
  7. Menghargai orang lain.

Dalam hal ini guru memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan sosial emosional anak khusunya sikap saling menghargai, dengan melakukan interaksi sosial dengan lingkungan terdekat anak seperti lingkungan kelas. Untuk itu guru memerlukan metode yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Metode menurut Djamaluddin berasal dari kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

Salah satu metode yang dapat digunakan dalam meningkatkan perkembangan sosial emosional anak khususnya dalam menumbuhkan sikap saling menghargai yakni dengan metode bermain peran, dimana dalam pelaksanaanya anak berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya dalam melaksanakan kegiatan dalam memainkan peran sesuai yang diinstruksikan guru berdasarkan tema.

Sikap Saling Menghargai Sesama Anak Usia Dini

Sikap adalah kecendrungan bertindak, persepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku tetapi kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. Sikap mempunyai daya penolong atau atau motivasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa menghargai yaitu di mana setiap orang harus menghormati, mengindahkan, memuliakan dan menjunjung tinggi pendapat dan keyakinan orang lain.3 Jadi pada dasarnya menghargai berarti suatu bentuk rasa hormat, menjunjung tinggi pendapat, atau harga hormat untuk seseorang maupun kualitas atau mutu.

Menghargai berarti memberikan harga atau memberikan penilaian yang baik. Selanjutnya ia menambahkan bahwa “Dengan dihargai anak menjadi merasa diperhatikan. Semakin baik penghargaan yang diberikan, maka anak akan tumbuh dengan semakin baik pula. Sebaliknya, semakin buruk penghargaan yang diberikan kepada anak, maka semakin buruk pula pertumbuhan mentalnya.

Berdasarkan dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap menghargai pendapat orang lain adalah suatu sikap di mana seseorang memiliki rasa hormat dan mampu menerima setiap perbedaan yang ada tanpa melihat siapa dan apa yang dimiliki oleh individu lain. Apabila setiap peserta didik memiliki sikap menghargai pendapat orang lain maka akan terjalin kerukunan dan kenyamanan dalam setiap proses pembelajaran. Agama juga mengajarkan kepada umat manusia untuk hidup saling hormat-menghormati, menghargai, saling mengasihi kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan tanpa terkecuali, karena manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri (makhluk sosial).

Makna sikap saling menghargai yaitu sikap toleransi sesama umat manusia, menerima perbedaan antara setiap manusia sebagai hal yang wajar, dan tidak melanggar hak asasi manusia lain. Sikap ini adalah sikap damai, dimana seseorang menganggap keberadaan orang lain sebagai bagian dari lingkungan, sama seperti dirinya. Tidak saling bermusuhan atau merugikan sesame manusia. Tidak membedabedakan warna kulit (ras), tidak menganggap bahwa dirinya adalah manusia paling hebat dibandingkan manusia lain dan tidak menganngap manusia lain lebih rendah dari padanya.

Pembelajaran sikap saling menghargai di Indonesia sudah lama di gagas oleh Ki Hajar Dewantara. Hal ini ditandai dengan kebudayaan sebagai unsur dan sumber utama dalam pendidikan dan pembelajaran.

Setidaknya ada tiga jenis kultur dalam masyarakat. Ketiga jenis kultur tersebut antara lain; 

  1. yang mengenai hidup kebatinannya manusia, yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adat istiadatnya yang halus dan indah; tertib damainya pemerintahan negeri; tertib damainya agama dan ilmu kebatinan dan kesusilaan; 
  2. yang mengenai angan-angannya manusia yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusasteraan, dan pendidikan; 
  3. yang mengenai kepandaiannya manusia, yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu lintas, kesenian yang berjenisjenis, semuanya bersifat indah.

Ki Hajar Dewantara telah meletakkan pondasi kuat bagi pendidikan toleransi dengan mengangkat kultur yang ada di masyarakat. Kultur yang berbeda bukan merupakan hambatan dan halangan dalam membangun harmoni tetapi sebagai modal pendidikan toleransi bangsa. Kultur yang berbeda merupakan kekuatan untuk saling mengisi satu dengan lainnya. Keindahan dan kedamaian dibangun oleh kultur yang berbeda bukan oleh kultur yang sama. Ketiga jenis kultur inilah sebagai salah satu sarana untuk menuju masyarakat madani.

Menurut Santrock, menjelaskan bahwa ada tiga syarat pendidikan toleransi di sekolah akan berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Ketiga syarat tersebut antara lain; 

  1. silabus sekolah harus jelas antirasis dan antidriskriminatif. Siswa harus bebas mendiskusikan isu etnis dan diskriminasi; 
  2. pendidikan toleransi harus menjadi bagian dari setiap pendidikan siswa. Setiap siswa harus menjadi bilingual dan mempelajari perspektif kultural yang berbedabeda. Pembelajaran sikap toleransi harus direfleksikan di mana saja, termasuk di majalah dinding sekolah, ruang makan siang dan pertemuan-pertemuan, dan 
  3. siswa harus dilatih untuk lebih sadar budaya (kultur). Ini berarti mengajak siswa untuk lebih terampil dalam menganalisis dan lebih menyadari faktor historis, sosial, dan politik yang membentuk pandangan mereka tentang kultur dan etnis. Harapannya adalah agar kajian kritis itu akan memotivasi siswa untuk mengupayakan keadilan politik dan ekonomi.

Pembelajaran sikap saling menghargai akan berhasil dengan baik jika dilakukan pada setiap lini pembelajaran. Pendidikan toleransi dilakukan secara integratif dengan setiap mata pelajaran. Dengan demikian pendidikan toleransi menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap cabang ilmu. Pendidikan toleransi akan mencapai tujuan jika dilakukan secara komprehensif. Memberikan kesadaran kepada setiap siswa tentang kesadaran budayanya. Siswa saat sekarang ini telah banyak yang kehilangan kesadaran budaya disebabkan oleh serbuah budaya produk negara lain secara masif. Siswa lebih mengenal budaya negara lain dibandingkan negara sendiri. Kehilangan kesadaran budaya tempat berpijak akan menyebabkan gegar budaya.

Sikap saling menghargai dapat tumbuh sejak usia dini jika siswa memiliki rasa saling menghargai baik. dapat diajarkan lebur di dalam pembelajaran mata pelajaran. Pendidikan sikap saling menghargai dapat dikatakan sebagai silabus tersembunyi. Bermacam-macam toleransi yang dapat dikembangkan pada pembelajaran. Ada lima pendidikan toleransi yang dapat menjadi landasan meningkatkan sikap yaitu bertanggung jawab, disiplin, kerja keras, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, mandiri, dan ras ingin tahu.

Pengembangan sikap saling menghargai berhubungan erat dengan sikap sosial. Untuk menjelaskan perilaku sosial seseorang dapat dikaji sebagai sesuatu proses yang (1) instinktif, (2) karena kebiasaan, dan (3) juga yang bersumber dari proses mental. Mereka semua tertarik, dan dengan cara sebaik mungkin lalu menguraikan hubungan antara masyarakat dengan individu. Menekankan pada penjelasan kebiasaan individual, tetapi mereka juga mencatat bahwa kebiasaan individu mencerminkan kebiasaan kelompok yaitu adat istiadat masyarakat atau strutur sosial.9 Struktur sosial terdiri atas jalinan interaksi antar manusia dengan cara yang relatif stabil. Kita mewarisi struktur sosial dalam satu pola perilaku yang diturunkan oleh satu generasi ke generasi berikutnya, melalui proses sosialisasi. Disebabkan oleh struktur sosial, kita mengalami kehidupan sosial yang telah terpolakan.

Upaya Guru dalam Menerapkankan Sikap Saling Menghargai

Upaya guru dalam menerapkan sikap saling menghargai di sekolah,  seorang guru harus banyak menjelaskan tentang sikap-sikap yang baik yang harus dimiliki oleh anakdan guru memberikan contoh terlebih dahulu kepada anak-anak bagaimana cara menghormati orang lain, menyanyangi orang lain dan menunjukkan sikap saling berkasih sayang dan kemudian contoh tersebut terapkan dalam kehidupan anak sehari-hari. Sebagaimana yang kita ketahui yang bahwa kita hidup harus saling menghargai antar sesama, baik itu antara orang tua bersama anaknya ataupun guru bersama anak muridnya. Disamping itu pula guru harus menerapkan sikap saling menghargai sesama anak usia dini dengan cara guru memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya dan guru memberikan contoh kepada anak-anak sifat-sifat Rasulullah.

Sumber : Upaya Guru Dalam Menerapkan Sikap Saling Menghargai Sesama Anak Usia Dini Di Tk Tunas Muda Ulee Tuy Darul Imarah Aceh Besar, Susanti : 2021.

Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah ini :

0 Komentar