tk17teladan.sch.id - Anak usia dini merupakan masa yang baik dalam menerima berbagai hal yang positif, karena sifat penirunya, dan rasa ingin tahu yang tinggi. Masa anak usia dini berperan penting sebagai kunci kesuksesan kemasa setelahnya. Namun anak terkadang memiliki masalah yang dapat menghambat perkembangan kepribadian dan tingkah lakunya seperti masalah kecemasan, ketakutan, malu yang berlebihan akibat kegiatan yang dilakukan atau faktor keluarga serta pengalaman yang tidak baik, halhal tersebut dapat membentuk suasana hati yang buruk dan menurunkan suasana hati yang baik. Suasana hati yang tidak baik menjadikan anak kurang produktif dan tidak baik terhadap kondisi mental anak, dan jika dibiarkan menumpuk tanpa adanya penyelesaian masalah ditakutkan akan memberikan dampakpada kesehatan mental anak.
Pengertian Bermain
Bermain bagi anak merupakan hak asasi bagi anak-anak yang didalamnya memiliki nilai-nilai penting dan sekaligus merupakan sebuah kegiatan yang hakiki melekat pada anak usia dini, adapun pengertian bermain dapat kita fahami melalui beberapa ahli, seperti pendapat Freud ini menjelaskan bahwa bermaian adalah berupa fantasi atau sebuah lamunan dimana anak dapat diperbolehkan memproyeksikan harapanharapan maupun konflik pribadi, menurut Johnson kegiatan yang diulangulang demi kesenangan, dan satu lagi dari pakar ahli Indonesia Sudono menyatakan perihal bermain merupakan kegiatan pada anak yang dapat atau tidak menggunakan alat permainan yang dalam permainan tersebut memiliki hasil berupa pemahaman, pengertian, dan informasi serta memiliki unsur kesenangan yang dirasakan anak.
Oleh karna itu dari ketiga ahli diatas dapat difahami bahwa bermain dapat berupa fantasi atau imajinasi anak sebagai perwujudan dari keinginan-keinginan harapan-harapan yang dirasakan anak, serta didalamnya menggunakan alat atau tidak yang memiliki kandungan informasi, pemahaman, pengertian serta membuat kesenangan pada anak, karna memiliki kesenangan menjadikan anak mengulang-ulang yang tujuannya untuk mendapatkan kesenagan.
Melalui kegiatan bermain pada dasarnya anak mampu merangsang berbagai macam stimulus yang berada diluar jangkauan dari dalam dirinya, sebab dengan adanya bermaian kemampuan segala indera dalam tubuh akan digunakan secara baik, seperti anak dapat mengambil peran ekting dalam dunia bermaiannya dengan ini anak mampu mengekspresikan apa yang ada dalam pemikirannya mengolah emosi yang berada pada dimensi rendah menuju dimensi senang dan gembira, anak mampu memberikan hadiah pada jiwanya dengan melakukan kegiatan yang secara suka rela tanpa paksaan, hal ini sejalan dengan banyaknya manfaat yang diperoleh melalui bermain seperti meningkatnya rangsangan positif pada keseluruhan indera anak, semisal meraba, melihat, mendengarkan secara fokus, merasakan suasana hati yang penuh dengan kesenangan, sehingga peran aktif dari seluruh indera dapat terpenuhi dalam kegiatan bermain.
Manfaat Bermain
Manfaat Bermain dapat mematangkan perkembangan pada anak yaitu:
1. Perkembangan Perilaku Sosial
Perkembangan perilaku sosial pada anak perlu diperhatikan karna merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau sebagai proses penyesuaian diri anak terhadap norma kelompok yang berlaku di lingkungannya, moral, dan tradisi, sehingga anak dapat atau mampu melibatkan dirinya dalam sebuah kesatuan, berkomunikasi dengan selaian dirinya, dan mampu berkerjasam dengan orang lain.
Sebab anak yang kurang bersosial sejak usia dini akan mempengaruhi berbagai perkembangan lain selanjutnya. Seperti aktualisasai diri, rasa aman, kasih sayang yang merupakan kebutuhan pada manusia yang sangat penting seperti yang telah dijelaskan oleh Abraham Harold Maslow dalam piramida kebutuhan manusia adalah yang pertama kebutuhan fisiologis.
seperti makan, minum, bernafas. Kedua kebutuhan rasa aman contohnya terhindar dari ancaman keamanan seperti hal yang membuat cemas, ragu-ragu, takut dan sebagainya, ketiga memiliki dan dimiliki, kasih sayang, cinta seperti manusia yang menunjukkan akan hidup ini tidak sendiri dan membutuhkan perhatian dari orang lain, keempat penghargaan seperti orang yang dianggap penting dalam lingkungan, kelima aktualisasi diri atau harga diri seperti dihargai keberadaannya. Keenam tahu dan memahami, manusia adalah makhluk yang penasaran akan sesuatu dan membutuhkan suatu pemahaman, ketujuh Estetik kebutuhan akan suatu yang indah.
Oleh karna itu perkembangan sosial merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi dimana perkembangan sosial ini merupakan bentukan dari kebutuhan akan penghargaan orang lain, diakui orang lain, menjalin kasih sayang cinta dengan orang lain, yang semua ini dapat terwujud khususnya diranah masa anak-anak dengan metode bermain.
2. Perkembangan Emosi Anak
Perkembangan emosi anak berperan dalam membantu anak untuk memperolah penilaian dari lingkungannya berdasarkan perilaku anak yang dimunculkan anak baik secara positif maupun negatif. Emosi dan bermain memiliki keterkaitan dalam mengontrol kepribadian anak.
Keadaan Psikis Anak yang Kurang Dalam Pemberian Waktu Bermain
Psikis Anak Usia Dini
Psikis sendiri memiliki arti dimana sesuatu yang tidak dapat dilihat secara kasat mata namun dapat dipelajari melalui tingkah laku, dengan kata lain psikis merupakan tingkah laku. Memahami psikis anak usia dini dapat melalui ilmu psikologi perkembangan anak usia dini, psikologi perkembangan merupakan subdisiplin dari ilmu psikologi, ilmu psikologi sendiri diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari tentang proses bertingkah laku atau behavioral processes. Dari sini dapat difahami juga bahwa psikologi perkembangan anak usia dini merupakan studi sistematik tentang perkembangan proses bertingkah laku, dapat dijadikan pada perkembangan proses tingkah laku anak.
Untuk mempelajari lebih dalam psikis atau tingkah laku anak perlu difahami dari dua tinjauan atau cara proses tingkah laku manusia, secara filogenetik, yaitu mempelajari perkembangan perilaku manusia dari spesies yang primitif ke spesies yang lebih berkembang.
Secara ontogenetik, yaitu mempelajari perkembangan perilaku manusia sepanjang hidupnya, dimana mempelajari mulai dari masa konsepsi sampai dengan meninggalnya, dimasa yang modern ini dalam ranah studi ilmu perkembangan psikologi anak tinjauan atau cara yang digunakan adalah yang ontogenetik.
Menurut La Bouvie psikologi perkembangan tidak hanya mendiskripsikan tetapi juga menjelaskan, dan mengaplikasikan perubahan-perubahan perilaku berdasarkan tingkat usia sebagai masalah yang mendahuluinya atau anteseden dan konsekuensinya. Dalam dunia anak-anak terutama anak usia dini yang memulai perkembangannya sejak konsepsi sampi pada umur enam tahun, dalam proses perkembangannya memiliki perubahan-perubahan dalam jenjang fase perkembangannya, perubahan-perubahan ini terjadi pada fisik dan psikisnya. Perubahan baik fisik maupun psikis tidak selalu dapat diamati dan dijelaskan oleh kita.
Waktu Bermain Usia Dini
Bermain seperti sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan anak, sehingga perlu diberikan dan dilakukan pada masa anak-anak, karena menjadi salah satu tugas perkembangan anak usia dini, selain itu waktu atau durasi bermain juga sangat penting difahami untuk kelangsungan perkembangan anak baik fisik atau psikis anak, menurut Michael Follet anak perlu memiliki pemberian waktu bermain, menurutnya habitat dari bermain adalah waktu, ruang dan izin. Namun dewasa ini pentingnya pemberian waktu dan meluangkan waktu untuk anak-anak bermain justru mulai berkurang karena adanya ambisi, ketakutan dan sebagainya. Sehingga banyak yang beranggapan bahwa nilai bermain sekarang mengarah pada kehilangan eksistensinya, namun sebenarnya yang terjadi adalah orang dewasalah yang tidak memahami tentang cara untuk membiarkan anak-anak bermaian.
Untuk menunjang kesejahteraan dan kebahagiaan sebagai orang dewasa yang peduli pada anak-anak dengan cara memberikan peluang waktu yang cukup dan baik untuk anak bermain. Bermain salah satu kebutuhan dasar bagi anak sehingga ketika tidak diperolehnya dimasa kecil baik itu penyediaan waktu bermain dirumah atau di sekolah maka akan menimbulkan sesuatu hal yang serius ketika tahap perkembangan selanjutnya.
Jika waktu bermain berkurang dalam kehidupan anak maka akan mengurangi kemanfaatan bermain terhadap pengembangan diri, emosi, dan sosial anak. Perlu difahami bahwa waktu bermain yang baik bagi anak, dan bukan waktu bermain sedikitlah yang dibutuhkan anak.
Good Mood
Good mood salah satu kondisi suasana hati seseorang yang memiliki kondisi positif, banyak cara untuk dapat mengelola suasana hati supaya meningkat dan dalam kondisi yang baik, seperti mengkonsumsi makanan peningkat suasana hati seperti coklat, susu. Good mood dan bad mood merupakan hasil dari senyawa tertentu dari dalam tubuh yang mempengaruhi respon saraf.5 Senyawa-senyawa dapat dirangsang dan ditingkatkan untuk menjadikan kondisi suasana hati meningkat lebih baik, senyawa tersebut adalah dopamine, serotonin, okotosin dan endortin, masing-masing senyawa dapat dirangsang melalui kegiatan seperti mengelola kegiatan sehari-hari dengan rangsangan gerak dan mengaktifkan kondisi bahagia dan senang melalui kegiatan tertentu.
1. Pengertian Mood
Pemahaman mengenai mood bagi beberapa orang mungkin biasa saja atau tidak penting, padahal mood merupakan gejala jiwa manusia yang tidak dapat dilihat secara nyata akan tetapi dapat diamati melalui perilaku seseorang, dan mood manusia merupakan hal penting yang perlu difahami dan dikelola, beberapa orang memahami bahwa perasaan dan mood atau suasana hati adalah hal yang sama, pemikiran ini merupakan pemikiran yang salah, sebab ada perbedaan durasi lama dari kinerja perasaan dan suasana hati (mood), durasi perasaan atau emosi lebih pendek hitungan menit atau jam, sedangkan mood atau suasana hati lebih lama dapat berdurasi jam atau bahkan berhari-hari, seperti yang dijelaskan oleh Chaplin pada tahun 1972, bahwa perasaan atau emosi baginya adalah keadaan jiwa seseorang yang timbul akibat stimulus baik secara internal dan eksternal, dan mood timbul akibat emosi tersebut.
Suasana hati juga merupakan keadaan jiwa yang mempunyai kepekaan secara halus mempengaruhi pengalaman, kesadaran dan perilaku, dan dapat ditandai juga dengan perasaan subjektif tertentu, dalam penjelasan lain mood atau suasana hati terdapat atau tidak adanya stimulus yang melatar belakangi terjadinya suasana hati, sehingga kemunculannya tidak harus adanya emosi yang muncul terlebih dahulu.
Kutub Mood atau Suasana Hati
Secara normal seseorang memiliki dua kutub suasana hati, yaitu:
a. Kutub Mood High
Kutub dimana suasana hati seseorang berada pada antusias, semangat dan enerjik, hal ini seperti ketika kita mendapatkan hadiah emosi tumbuh berupa bahagia atau senang, dan mood timbul dikarenakan ada stimulus emosi senang sehingga tingkat kebahagiaan atas pemberian kado tersebut, seperti antusia, semangat melakukan kegiatan setelahnya merupakan bentuk perilaku manusia yang menunjukkan bahwa seseorang berada pada mood high yang bagus.
b. Kutub Mood Low
Kutub suasana hati mood low yaitu dimana seseorang akan mengalami penurunan mental, seperti ketika cuaca pagi cerah membuat hati senang timbul emosi bahagia dan mengakibatkan keadaan mood yang baik, keadaan mental turun terjadi seperti contohnya berkurangnya energi dalam tubuh secara biologis, atau karena hal-hal yang terjadi akibat pengalaman, peristiwa yang tidak menyenangkan seperti sedih, minder, ragu-ragu dan sebagainya. Kedua kutub ini masuk dalam siklus mood manusia yaitu, mood high, normal, dan mood low. Kedatangan ketiga siklus ini tidak harus berurutan, kedatangannya dapat secara acak.
Dua kutub diatas juga merupakan siklus normal mood pada manusia dengan adanya keadaaan kondisi normal diantara mood high dan mood low, sehingga dapat dijelaskan siklus suasana hati adalah mood high,normal, dan mood low, siklus ini menandakan adanya perbedaan pada penderita gangguan mood berupa bipolar dimana penderitanya tidak memiliki siklus normal, siklus normal merupakan siklus mood manusia dimana seseorang tidak merasakan suasana hati apa-apa atau dalam keadaan tenang.
Secara kepribadian manusia merupakan makhluk yang berkebutuhan, makhluk yang memiliki hasrat atau libido, dimana manusia selalu mengarah pada insting-insting kebutuhannya, menginginkan kenikmatan dan menghindari ketidaknyamanan. Hasrat manusia merupakan energy psikis, dimana enertgi psikis atau hasrat ini akan berkaitan dengan realitas eksternal atau kenyataan diluar dari diri manusia untuk membentuk sebuah dinamika, dinamika yang didalamnya kepribadian manusia dapat beralih-alaih dari keadaan seimbang ke keadaan tidak seimbang. Dua keadaan ini akan berkaitan dengan mood manusia sebab terjadinya banyak emosi yang juga mempengaruhi pada perubahan mood terjadi pada dua keadaan ini.
Dua keadaan tersebut adalah Equilibrium atau keadaan seimbang dan keadaan tidak seimbang Disequilibrium.
Keadaan yang pertama equilibrium merupakan keadaan dimana emosi, mood atau suasana hati seseoarang berada pada titik terbaik, karena hasrat manusia dalam keadaan terpenuhi atau sempurna.
Proses pemenuhan kebutuhan hasrat manusia ada dua yaitu Primary process, yaitu pemenuhan kebutuhan manusia sebelum mengenal realitas eksternal, contohnya manusia merasa ingin pergi berlibur, namun belum dapat berangat karena suatu hal maka seseorang membayangkan, dengan membayangkan seakan seseorang sudah terpenuhi keinginannnya, pada tahap ini manusia dikatakan masih mengilusikan apa yang diinginkannya. Kemudia proses kedua adalah secondary process, dimana manusia sudah memahami realitas eksternalnya dalam memenuhi hasratnya, contohnya adalah ketika anak-anak menginginkan lapar karena sudah menghafal bahwa pemenuhan lapar adalah makan anak akan membayangkan terlebih dahulu dan setelah tahu apa yang diinginkan anak akan bicara pada ibunya dia minta susu atau meminta pada ibunya untuk menyusu.
Kedua kondisi kepribadian manusia tidak seimbang atau disequilibrium, yaitu keadaan kepribadian karena tidak tercapai atau terpenuhi baik tidak secara sempurna atau bahkan tidak sama sekali, dalam prosesnya manusia mempunyai istilah cathexis atau penumpukan hasrat, hasrat ini dapat berupa satu atau banyak hasrat, hingga kemudian hasrat ini perlu pelepasan atau pencapaian untuk mendapatkan kepuasan dan kenikmatan proses pemenuhan ini disebut dengan discharge.
Akan tetapi yang menjadi masalah adalah karena banyaknya chatexis yang berbeda pada waktu bersamaan sehingga menyulitkan proses discharge, karena hal inilah terkadang pemenuhan kebutuhan hasrat terganggu sehingga menimbulkan kekacauan hal ini dikenal dengan antichatexis, keadaan inilah merupakan latar belakang terbentuknya kepribadian secara tidak seimbang, contoh saja ketika seseorang dihadapkan atas dua pilihan yang berbeda antara ingin makan tetapi harus diet.
Dua hasrat yang berbeda ini membuat proses discharge menjadi tidak sempurna sehingga menjadikan keadaan diri seseorang menjadi tidak seimbang seperti timbul cemas, takut, ragu-ragu, malu, gelisah dan sebagainya, sehingga ketika seseorang dalam keadaan tidak seimbang dia berada pada posisi suasana hati mood low dan juga pada keadaan emosi negatif.
Anak Usia Dini
Pengertian Anak Usia Dini
Karena sifat anak yang penasaran akan banyak hal mereka cenderung menyukai beberapa hal, dan menirukan apa yang panca indera tangkap maka hal itu yang akan diproses dalam otaknya dan menjadikannya salah satu kebiasaan.
Adapun proses terjadinya kebiasaan pada manusia diawali dari masa kanak-kanak. Proses terciptanya kebiasaan menurut Ibrahim Elfiky adalah yang pertama proses berfikir tahap dimana manusia memikirkan, memfokuskan, dan memberikan perhatian secara penuh, karena hal itu merupakan sesuatu yang penting.
Kedua perekaman tahap manusia setelah berfikir otak bekerja sekaligus sebagai perekem, tahapan yang penting sebab perilaku manusia terdapat pada file perekaman ini.
Ketiga pengulangan tahap dimana seseorang memutskan untuk mengulang perilaku yang sama dengan perasaan yang sama juga.
Keempat penyimpanan, karena adanya penyimpanan berkali disebabkan adanya perilaku pengulangan yang berkali-kali juga oleh karena itu pikiran semakin kuat, file yang tersimpan akan dihadirkan ketika sedang dibutuhkan, karena sudah banyaknya penyimpanan perilakunya akan sulit untuk dihindari.
Kelima pengulangan kedua, dalam artian pengulangan ini disebabkan karena kekuatan memori yang menggerakkan perilaku karena sudah sering melakukannya hal ini terkadang tanpa disadari seseorang melakukan bahkan tanpa adanya kemauan.
Keenam kebiasaan, tahap paling akhir adalah tahap dimana seseorang melakukan sebuah pekerjaan, atau tindakan disebabkannya pengulangan-pengulangan yang telah terjadi sehingga menjadi kebiasaan, apabila kebiasaan ini berupa hal-hal positif seseorang akan terarah pada hal positif pada jenjang kehidupan selanjutnya, dan menjadi problem adalah ketika kebiasaan ini merupakan hal yang negative karena kebiasaan akan sulit dikendalikan.
Oleh karena itu anak-anak harus diperhatikan pengelolaan kejiwaannya sejak dini supaya dimasa perkembangan selanjutnya anakanak tidak mempunyai banyak masalah serius dalam segi mental, kejiwaan dan kognitif serta perilaku. Berikut beberapa istilah mengenai anak usia dini.
Sumber : MENINGKATKAN GOOD MOOD ANAK USIA DINI DENGAN METODE BERMAIN DAN BERNYANYI DI RAM NU 140 PARINGAN II JENANGAN, Riska Umaroh : 2021.
Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah ini :
0 Komentar