Selamat datang di official website TK 17 Teladan Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang

Pola Asuh Yang Efektif Untuk Mendidik Anak Di Era Digital

 tk17teladan.sch.id - Keluarga sebagai salah satu trisentra pendidikan merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi pembentukan karakter anak. Keluarga sebagai locus pembentukan karakter anak perlu mengembangkan pola asuh atau pola interaksi yang edukatif dan efektif. Pola asuh yang dilakukan orang tua terhadap anak bertujuan untuk melayani kebutuhan fisik dan psikologis anak. Selain itu, pola asuh tersebut dapat diimplementasikan dalam bentuk sosialisasi norma-norma yang berlaku dalam masyarakat supaya anak-anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya.

Pola Asuh Yang Efektif Untuk Mendidik Anak Di Era Digital
Pola Asuh Anak Di Era Digital

Orang tua yang hebat harus terlibat dalam mendidik anak dengan pola asuh yang demokratis, positif, efektif, konstruktif dan transformatif. Orang tua harus mendidik anak bukan dengan kekerasan atau paksaan, tetapi memberi kebebasan dengan suatu kontrol yang ketat supaya anak bertumbuh dan berkembang secara positif dan baik. Pola asuh yang dibutuhkan pada era digital adalah pola asuh yang demokratis atau authoritative. Pola asuh ini berupaya membantu anak agar bersikap kritis terhadap pengaruh-pengaruh negative dari era digital. Oleh karena itu, orangtua harus mampu berperan untuk mendidik dan membimbing anak supaya menggunakan media digital untuk tujuan yang benar dan positif.

Generasi Digital Native

Perkembangan teknologi dan informasi saat ini terutama penggunaan perangkat digital telah mempengaruhi kehidupan anak (Herimanto dan Winarno, 2012:161). Hal ini mau menegaskan bahwa anak-anak yang hidup di era milenial memang pasti dipengaruhi oleh teknologi digital. Tidak heran jika anak-anak saat ini dikategorisasi sebagai generasi digital. Anak-anak generasi masa kini merupakan generasi digital native, yaitu mereka yang sudah mengenal media elektronik dan digital sejak lahir (Kemendikbud RI, Juli 2016:9).

Karakteristik utama generasi ini adalah connected, creative, dan confidence (3C) (HU Koran Sindo, 10/8/2017). Connected berarti generasi ini merupakan pribadi yang pandai bersosialisasi terutama dalam komunitas yang diikuti. Generasi ini juga aktif berselancar di media sosial dan internet. Creative berarti generasi ini terdiri dari orang-orang yang biasa berpikir out of the box, kaya akan ide dan gagasan, serta mampu mengkomunikasikan ide dan gagasan itu dengan cemerlang. Confidence berarti bahwa anak generasi ini merupakan kumpulan orang-orang yang sangat percaya diri, berani mengemukakan pendapat, dan tidak sungkan berdebat di depan publik.

Berdasarkan karakteristik sikap, perilaku anak-anak dalam era milenial yang ditandai dengan semakin kuatnya penggunaan media digital, maka bagaimana orang tua mengembangkan pola asuh supaya menciptakan generasi yang tidak mendapat pengaruh negatif dari era digital, tetapi menggunakan semua media itu dengan bijak dan untuk kepentingan yang positif.

Pola Asuh Orang Tua Yang Efektif Di Era Digital

Apa Itu Pola Asuh Orang Tua?

Proses interaksi antara orang tua dan anak untuk mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual berlangsung sejak seorang anak dalam kandungan sampai dewasa (Kemendikbud RI, Juli 2016:3). Itu berarti bahwa pola asuh merupakan pola interaksi antara anak dengan dengan orang tua yang meliputi meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang dan lain-lain), serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya. Dengan kata lain, pola asuh juga meliputi pola intraksi orang tua dengan anak dalam rangka pendidikan anak.

Pola asuh juga berkaitan dengan tanggung jawab dan kewajiban orang tua terhadap anak. Menurut Undang-Undang Repubulik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014, Pasal 26, orang tua dalam keluarga berkewajiban dan bertanggung jawab untuk: (1) mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak; (b) menumbuhkembangkan Anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya; (c) mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak; (d) memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada anak.

Keterlibatan orang tua dalam membentuk kepribadian anak bertujuan untuk mencegah perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma susila dan nilai moral dalam diri anak. Dengan demikian, pola asuh orang tua berarti suatu proses interaksi antara orang tua dan anak yang meliputi kegiatan seperti memelihara, mendidik, membimbing serta mendisplinkan dalam mencapai proses kedewasaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pola Asuh Anak Di Era Digital

Pada era digital seperti sekarang ini, orang tua harus menyesuaikan cara mendidik anak agar lebih bisa diterima anak. Pola asuh yang arif, positif, efektif, konstruktif dan transformatif akan sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak kearah yang lebih baik dan positif. Orang tua harus berusaha melindungi anak dari pengaruh buruk atau negatif penggunaan gadget dan teknologi informasi lainnya. Santosa (Lizzie) seorang psikolog dalam artikelnya yang berjudul “Era Digital, Orang Tua Butuh Ilmu Agar Anak Tak Salah Mendidik Anak” (dalam http://edupost.id/parenting/era-digital/) mengemukakan panduan bagi orang tua dalam mendidik anak di era digital, yaitu:

1. Orang tua membatasi anak menggunakan gadget dan media digital lainnya.

Orang tua jangan membiarkan anak untuk menggunakan gadget dan media digital lainnya hingga berjam-jam lamanya. Orang tua bukan anti dalam memberikan gadget bagi anak. Akan tetapi, orang tua harus membatasi anak menggunakan gadget dengan cara yang bijak agar seimbang. Orang tua jangan membiarkan anak untuk menggunakan waktu berjam-jam hanya untuk bermain game. Disinilah, orang tua bertanggung jawab dalam mendidik anak dengan berusaha membatasi anak dalam penggunaan gadget dan media digital lainnya.

2. Orang tua mendorong anak melakukan aktivitas motorik lainnya bukan hanya memperhatikan gadget yang cendrung aktivitas pasif.

Orang tua harus selangkah lebih maju dari anak jika membolehkan anak menggunakan gadget.Sebab, anak boleh bermain gadget tetapi harus tetap didorong untuk melakukan aktivitas lain yang menjadi prioritas, seperti bermain boneka, membaca, mengerjakan pekerjaan rumah, makan, mandi dan aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh yang aktif. Atas dasar itulah, orang tua harus mengingatkan anak tentang tanggung jawab utamanya agar dapat menstimulasi tumbuh kembangnya secara aktif, danbukan hanya bermain gadget yang cenderung membuat anak melakukan aktivitas pasif.

3. Orang tua perlu selektif memilihkan media atau tayangan yang tepat dan aman bagi anak.

Anak-anak yang lahir di era digital hampir pasti sulit menghindari kehadiran multimedia seperti teknologi televisi, musik, media sosial dan internet. Dalam hal ini, orang tua perlu memilih media atau tayangan yang sesuai dengan usia dan karakteristik anak. Orang tua harus tegas memberi aturan main bagi anak yang belum cukup usia. Orang tua perlu memonitoring anak dalam mengakses situs berbagai video yang sesuai dengan umur anak, misalnya lewat kanal Youtube Kids (Youtube untuk anak-anak) yang ada parental control atau filter tayangan yang sesuai dengan umur anak.

4. Orang tua memonitoring lingkungan baik di dunia maya maupun di sekitarnya.

Situs yang bercorak pornografi juga menjadi ancaman bagi tumbuh kembang anak karena materinya dapat memicu kecanduan negatif bagi anak. Pada saat ini, situs porno justru dapat mempengaruhi kehidupan anak misalnya dapat broadcast pesan BBM dari temannya. Adiktif terhadap pornografi bagi anak di usia dini dapat mengganggu pertumbuhan seksualnya untuk jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, orang tua diharapkan tetap memonitor anaknya dengan menjadi teman di media sosial. Orang tua berteman dengan anak di Facebook, Twitter, WhatsApp atau media sosial lainnya. Dengan demikian, orang tua tetap mengontrol perilaku dan aktivitas anak di media sosial. Hal ini meminimalisasi kecenderungan anak-anak untuk jatuh dalam pergaulan yang negatif dan merusak kepribadian anak.

Pelbagai bentuk tindakan atau pola asuh orang tua (parenting) yang positif dan efektif bertujuan untuk membentuk karakter anak supaya anak mengalami atmosfer kehidupan yang menyenangkan. Anak-anak perlu diproteksi sejak dari keluarga dengan hal-hal yang positif, baik dan benar supaya dapat berkembang baik dalam kehidupan selanjutnya serta mampu mengendalikan diri berhadapan dengan pengaruhpengaruh yang destruktif dari era digital. Keluarga sebagai salah satu trisentra pendidikan merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi pembentukan karakter anak. Keluarga sebagai locus atau tempat pembentukan karakter anak perlu mengembangkan pola asuh atau pola interaksi yang edukatif dan efektif. Pola asuh antara orang tua dengan anak terwujud dalam pemenuhan kebutuhan fisik dan kebutuhan psikoligis anak. Selain itu, pola asuh tersebut dapat diimplementasikan dalam bentuk sosialisasi norma-norma yang berlaku dalam masyarakat supaya anak-anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya.

Orang tua yang peduli terhadap anak berarti orang tua yang terlibat dalam seluruh dimensi pembentukan seorang anak. Artinya, orang tuatidak hanya piawai dan paham segala macam hal dan istilah teknis dari perangkat dan media digital yang akan dibeli atau telah digunakan anak. Akan tetapi, selama anak masih tergantung kepada orang tua, maka orang tua wajib mengetahui, bukan membatasi, untuk apa dan bagaimana perangkat dan media digital digunakan anak. Orang tua sebaiknya memahami bahwa perangkat dan media digital adalah teknologi yang bak pisau bermata dua. Dalam arti bahwa apabila media tersebut salah digunakan, maka bisa mencelakai penggunanya.

Demikian artikel mengenai Pola Asuh Yang Efektif Untuk Mendidik Anak Di Era Digital, mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk semuanya. Sekian dan terimakasih.

Sumber :  Pola Asuh Yang Efektif  Untuk Mendidik Anak Di Era Digital, Stephanus Turibius Rahmat

Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah ini :

0 Komentar