Selamat datang di official website TK 17 Teladan Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang

Menstimulasi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Dengan Kegiatan Mewarnai

 tk17teladan.sch.id - Kegiatan mewarnai merupakan kegiatan yang sangat digemari oleh anak usia dini. kegiatan mewarnai dapat menjadi media berekspresi anak, dengan memilih warna- warna yang sesuai dengan keinginannya yang mungkin akan berbeda dengan pilihan temannya yang lain. Selain menyenangkan, kegiatan mewarnai juga dapat dijadikan sebagai media untuk menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak usia dini, salah satunya aspek perkembangan kognitif.

Menstimulasi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Dengan Kegiatan Mewarnai
Kegiatan Mewarnai Anak Usia Dini

Kegiatan Mewarnai (Colouring Activity) Pada Anak Usia Dini 

1. Pengertian Mewarnai

Kegiatan mewarnai merupakan salah satu kegiatan yang sangat di gemari oleh anak-anak, baik di sekolah maupun di rumah. Kata “mewarnai” berasal dari kata “warna” yang mendapat awalan “me” dan “i” yang berarti. Kata “warna” berarti corak rupa (https://kbbi.web.id/warna). Kita mengenal berbagai macam warna, diantaranya hijau, biru, merah, hitam dan putih. Sedangkan kata “mewarnai” dapat bermakna memberi berwarna atau menandai (dengan warna tertentu) (https://kbbi.web.id/warna). Mewarnai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membubuhkan warna pada bidang sketsa gambar yang telah tersedia dengan menggunakan alat warna seperti crayon, spidol, pensil warna, cat air, cat minyak dan lainnya.

2. Peralatan Mewarnai

Kegiatan mewarnai memerlukan beberapa peralatan yang harus tersedia, yaitu buku gambar, pensil, spidol, krayon, tisu, alat kerik (Erlangga Bagus Sulistiyo,2016: 2).

a. Buku gambar atau lembar sketsa gambar

Sketsa gambar dapat menggunakan buku gambar yang terdiri dari beberapa halaman dengan sketsa gambar yang akan diwarnai. Sketsa gambar juga dapat berupa satu lembar kerja yang terpisah. Ukuran gambar pada umumnya, berukuran A4. Namun, terkadang juga menggunakan ukuran A5 dan A3.

b. Pensil

Pensil digunakan untk membuat pola gambar awal yang akan diwarnai. Namun, anak usai dini biasanya mewarnai sketsa gambar yang tersedia. Kecuali saat mereka belajar menggambar dengan pola yang sangat sederhana, anak-anak juga dapat mewarnai hasil karyanya.

c. Spidol

Fungsi spidol adalah untuk menebalkan pola gambar yang telah dibuat sebelumnya.

d. Krayon

Krayon merupakan alat primer yang diperlukan untuk mewarnai. Ada dua jenis krayon yaitu wax dan oil pastel untuk mewarnai gambar. Oil Pastel bersifat lembut dan mudah bercampur dengan warna lain. Pada umumnya krayon terdiri paket warna 12, 20, 24, 30, 36, 40, dan 48.

e. Tisu

berfungsi untuk membersihkan ujung krayon yang telah digunakan seblumnya, agar bersih dan tidak ada remah krayon yang menempel dan mengotori bidang lainnya. Tisu juga dapat digunakan sebagai alas tangan, agar gambar tidak kotor saat proses mewarnai.

f. Alat Kerik

Alat kerik berfungsi untuk membuat pola pada gambar yang tealh diwarnai, khususnya pada teknik grafitto. Dengan menggoreskan alat kerik, anak dapat membuat pola rumput, rambut, daun atau kayu pola- pola yang lebih rumit, tergantung pada tingkat kemampuan anak. Alat kerik dapat berupa.

3. Teknik Mewarnai

a. Blocking

Teknik bloking merupakan salah satu teknik dasar. Diterapkan dengan cara memblok bidang warna dengan satu warna tertentu. Seperti langit dengan warna biru, apel dengan warna merah.

b. Gradasi

Gradasi adalah teknik mewarnai dengan memebari urutan warna yang seirama dan secara bertingkat. Contohnya, langit sore hari diberi warna oranye tua, oranye, kuning, kuning muda, dan putih.

c. Kerik

Teknik kerik digunakan untuk memberi efek tertentu, dengan cara menggoreskan alat kerik pada bidang gambar yang telah diwarnai sebelumnya. Contohnya, warna daun pohon diblok dengan warna kuning, lalu ditimpa dengan warna hijau, lalu digores dengan alat kerik membentuk pola spiral untu memberi efek rimbun pada dedaunan.

d. Grafitto

Teknik graffito diterapkan dengan cara menimpa warna-warna dasar dengan warna hitam. Kemudian dikerik untuk membentu gambar atau pola yang diinginkan. Teknik grafitto cukup sulit bagi anak usia TK, karena warna hitam memerlukan perlakuan yang sangat hati-hati dan teliti. Jika tidak, warna hitam akan mengotori area gambar.

4. Manfaat Kegiatan Mewarnai Bagi Anak Usia Dini

Kegiatan mewarnai memberikan banyak manfaat bagi anak usia dini. terutama dalam pengembangan motoric halus. Dalam Sujiono 2008, tujuan dari kegiatan mewarnai adalah untuk melatih menggerakkan pergelangan tangan (Sujiono: 2008:2.12). kegiatan mewarnai juga melatih pengelolaan emosi pada anak usia dini.

Anak melatih keterampilan, kerapian dan kesabaran dalam menyelesaikan tugasnya (Hajar Pamadhi:2011:7.28). Keterampilan anak didapat dari latihan mengolah tangan yang dilakukan secara berulang-ulang, sehingga lambat laun anak dapat mengendalikan dan mengarahkan gerakan tangan sesuai dengan yang dikehendaki. Kerapian anak akan terlatih saat proses pewarnaan, anak akan berupaya agar warna yang sedang digoreskan tidak mengotori area lainnya, anak berlatih agar warna satu objek tidak keluar dari garis yang sudah ada. Semakin lama, anak akan semakin terbiasa dan terampil dalam menggunakan media dengan teliti dan rapi. Sedangkan kesabaran anak terlatih ketika anak berusaha menyelesaikan tugas mewarnainya dengan tekun, teliti dan rapi.

Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, eksistensi PAUD tertuang pada Pasal 1 Ayat 14 dan Pasal 28. Pada pasal 1 Ayat 14 disebutkan bahwa: “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.”

Dari undang-undang di atas, dapat difahami bahwa pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang diberikan pada anak usia 0-6 tahun. Adapun aspek-aspek perkembangan anak usia dini yang harus dsistimulasi adalah sebagai berikut:

Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif adalah proses di mana individu dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan pengetahuannya (Mansur, 2011:34). Sedangkan menurut Berk, perkembangan kognitif adalah kapasitas intelektual yang dimiliki oleh seorang anakdan bagaimana kapasitas tersebut berkembang hingga mereka dewasa kelak (Berk: 2005).

Pengembangan kognitif bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacammacam alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematiknya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti.

Teori perkembangan kognitif (cognitive theory) yang banyak digunakan saat ini adalah yang dikemukakan oleh Jean Piaget, seorang profesor psikologi dari Universitas Geneva, Swiss. Ia menyatakan bahwa anak-anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Sebagai bagian dari aspek perkembangan anak usia dini, perkembangan kognitif anak dibagi Piaget ke dalam 4 tahap, yaitu:

a. Tahap sensorimotor (0-24 bulan)

Pada masa ini, kemampuan bayi terbatas pada gerak refleks dan panca inderanya. Bayi tidak dapat mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, atau kepentingan orang lain. Maka dari itu, bayi dianggap “egosentris”.

b. Tahap praoperasional (2-7 tahun)

Pada masa ini, anak mulai dapat menerima rangsangan, tetapi sangat terbatas. Ia juga masih “egosentris” karena hanya mampu mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang dirinya sendiri. Kemampuan berbahasa dan kosakata anak juga sudah berkembang, meski masih jauh dari logis.

c. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)

Pada masa ini, kemampuan mengingat dan berpikir secara logis pada anak sudah meningkat. Anak juga sudah mengerti konsep sebab akibat secara rasional dan sistematis. Kemampuan belajar konsep meningkat, sehingga anak mulai dapat belajar matematika dan membaca.

d. Tahap operasional formal (mulai umur 11 tahun)

Pada masa ini, anak sudah mampu berpikir secara abstrak dan menguasai penalaran. Kemampuan ini akan membantu anak melewati masa peralihan dari masa remaja menuju fase dewasa atau dunia nyata.

Berikut ini adalah standar perkembangan kognitif anak usia TK/RA dalam Permendikbud No 137 Tahun 2014:

Perkembangan Kognitif Anak Usia TK/RA
4-5 Tahun 5-6 Tahun
A. Belajar dan Pemecahan Masalah A. Belajar dan Pemecahan Masalah
1. Mengenal benda berdasarkan fungsi
(pisau untuk memotong, pensil
untuk menulis)

2. Menggunakan benda- benda sebagai
permainan simbolik (kursi sebagai
mobil)

3. Mengenal konsep sederhana dalam
kehidupan sehari-hari (gerimis,
hujan, gelap, terang, temaram, dsb)

4. Mengetahui konsep banyak dan
sedikit

5. Mengkreasikan sesuatu sesuai
dengan idenya sendiri yang terkait
dengan berbagai pemecahan
masalah

6. Mengamati benda dan gejala dengan
rasa ingin tahu

7. Mengenal pola kegiatan dan
menyadari pentingnya waktu

8. Memahami posisi/kedudukan dalam
keluarga, ruang, lingkungan sosial
(misal: sebagai peserta
didik/anak/teman)
1. Aktivitas yang bersifat eksploratif
dan menyelidik (seperti: apa yang
terjadi ketika air ditumpahkan)

2. Memecahkan masalah sederhana
dalam kehidupan sehari-hari
dengan cara yang fleksibel dan diterima sosial

3. Menerapkan pengetahuan atau
pengalaman dalam konteks yang
baru

4. Menunjukkan sikap kreatif

5. dalam menyelesaikan masalah (ide,
gagasan di luar kebiasaan)
B. Berfikir Logis B. Berfikir Logis
1. Mengklasifikasikan benda
berdasarkan fungsi, bentuk atau
warna atau ukuran

2. Mengenal gejala sebab-akibat yang
terkait dengan dirinya

3. Mengklasifikasikan benda ke dalam
kelompok yang sama atau kelompok
yang sejenis atau kelompok yang
berpasangan dengan 2 variasi

4. Mengenal pola (misal, AB-AB dan
ABC- ABC) dan mengulanginya

5. Mengurutkan benda berdasarkan 5
seriasi ukuran atau warna
1. Mengenal perbedaan berdasarkan
ukuran: “lebih dari”; “kurang dari”;
dan “paling/ter”

2. Menunjukkan inisiatif dalam
memilih tema permainan (seperti:
”ayo kita bermain pura-pura seperti
burung”)

3. Menyusun perencanaan kegiatan
yang akan dilakukan

4. Mengenal sebab-akibat tentang
lingkungannya (angin
bertiupmenyebabkan daun
bergerak, air dapat menyebabkan
sesuatu menjadi basah)

5. Mengklasifikasikan benda
berdasarkan warna, bentuk, dan
ukuran (3 variasi)

6. Mengklasifikasikan benda yang
lebih banyak ke dalam kelompok
yang sama atau kelompok yang
sejenis, atau kelompok
berpasangan yang lebih dari 2
variasi

7. Mengenal pola ABCD-ABCD
C. Berfikir Simbolik C. Berfikir Simbolik
1. Membilang banyak benda satu
sampai sepuluh

2. Mengenal konsep bilangan

3. Mengenal lambang bilangan

4. Mengenal lambang huruf

5. Mengurutkan benda berdasarkan
ukuran dari paling kecil ke paling
besar atau sebaliknya
1. Menyebutkan lambang bilangan
1- 10

2. Menggunakan lambang bilangan
untuk menghitung

3. Mencocokkan bilangan dengan
lambang bilangan

4. Mengenal berbagai macam
lambang huruf vokal dan
konsonan

5. Merepresentasikan berbagai
macam benda dalam bentuk
gambar atau tulisan (ada benda
pensil yang diikuti tulisan dan
gambar pensil)

Para ahli psikologi mencirikan individu yang kreatif antara lain adalah imajinatif, mempunyai inisiatif, mempunyai minat luas, bebas dalam berpikir, rasa ingin tahu yang kuat, ingin mendapat pengalaman baru, penuh semangat dan energik, percaya diri, bersedia mengambil resiko serta berani dalam pendapat dan memiliki keyakinan diri. (Munandar, 2009). Ciri individu kreatif tersebut dapat distimulus dan ditemukan melalui kegiatan mewarnai.

Demikian artikel mengenai Menstimulasi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Dengan Kegiatan Menwarnai, mudah-mudahan apa yang sudah kami sampaikan pada kesempatan ini bisa bermanfaat untuk kita semuanya. Sekian dan terimakasih.

Sumber : Kegiatan Mewarnai Sebagai Stimulasi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini, Nani Husnaini1, Jumrah2:2019

Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah ini :

0 Komentar