tk17teladan.sch.id - Menjadi guru PAUD kekinian bukanlah perkara mudah. Banyak hal yang perlu dikembangkan guru dalam menunjang profesi tersebut. Guru PAUD harus tetap belajar mengembangkan kemampuan sesuai tuntutan pendidikan saat ini, yaitu era pendidikan 4.0. Alangkah baiknya apabila perkembangan pendidikan tetap berlandaskan atas kebudayaan daerah. Hal ini disebabkan karena lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang dipengaruhi banyak oleh factor lingkungan. Sebagaimana yang disampaikan Vygotsky (dalam Marhaeni: 2013) bahwa anak dapat belajar optimal sesuai dengan lingkungan di mana ia tinggal. Pernyataan yang dicetuskan Vygotsky menguatkan gagasan yang disampaikan penulis yaitu menyinergikan kebudayaan daerah khususnya budaya lokal dapat digunakan sebagai landasan pembelajaran pada anak usia dini di tengah era pendidikan 4.0.
Pendidikan era revolusi industri 4.0 mengindikasikan adanya penggunaan teknologi disegala lini kehidupan. Berbagai informasi mudah dijangkau setiap orang tanpa dibatasi waktu. Tentu perkembangan ini memberikan peluang sekaligus tantangan bagi pendidik anak usia dini. Guru PAUD sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan di era 4.0 harus senantiasa meng-upgrade diri untuk mengikuti pola perkembangan yang ada. Anak-anak yang dibimbing guru saat ini merupakan generasi milenial yang tidak asing lagi dengan dunia digital. Anak sudah terbiasa dengan arus informasi dan teknologi industri 4.0. Mengingat tantangan tersebut, maka guru harus terus belajar meningkatkan kompetensi sehingga mampu menghadapi anak generasi milenial.
Peranan Guru Yang Strategis Dalam Mengusung Perkembangan Pendidikan
Guru PAUD dapat membuat terobosan baru dalam bentuk penerapan rancangan pembelajaran yang menyinergikan berbagai aktivitas/kegiatan pembelajaran berlandaskan budaya lokal dengan didukung pemanfaatan teknologi yang tepat. Terdapat banyak aktivitas yang dapat dikembangkan pada anak usia dini. Adapun beberapa aktivitas pembelajaran berbasis budaya lokal yang dapat dikembangkan untuk anak menurut Mahartini (2018), diantaranya: (1) permainan tradisional; (2) mendengarkan satua; (3) magending; (4) salam tradisional; dan (5) aktivitas mabanten. Berbagai aktivitas budaya lokal tersebut sudah berkembang di PAUD. Namun demikian, beberapa aktivitas pembelajaran berbasis budaya lokal dapat disinergikan dengan ketersediaan media elektronik sebagai penunjang pembelajaran sesuai perkembangan pendidikan saat ini. (Sapriani, 2019) menjelaskan bahwa menghadapi tantangan yang besar pada era pendidikan 4.0 menuntut adanya perubahan pendidikan yang lebih baik. Pendidikan 4.0 merupakan pendidikan yang bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran atau dikenal dengan sistem siber (cyber system). Sistem ini dapat membuat proses pembelajaran berlangsung secara terus menerus tanpa batas ruang dan waktu.
Sinergi pembelajaran berlandaskan budaya lokal dengan pemanfaatan teknologi yang tepat dapat memberikan dampak positif baik pada kebertahanan budaya lokal maupun keterlibatan pada dunia pendidikan 4.0. Sehingga sangat potensial apabila pembelajaran berbasis budaya lokal dijadikan sebagai penguat dan pengusung era pendidikan 4.0.
Pengertian Budaya Lokal
Budaya lokal dimengerti sebagai kebudayaan yang tumbuh dan berkembang serta dimiliki dan diakui masyarakat suku bangsa setempat. Budaya lokal berhubungan erat dngan masyarakat di suatu lingkungan dengan seluruh kondisi alam di lingkungan tersebut (Setyaningrum, 2018). Budaya lokal biasanya tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat suku atau daerah tertentu karena warisan turun-temurun yang dilestarikan. Budaya daerah ini akan muncul pada saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama, sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk-penduduk yang lain. Budaya daerah mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan-kerajaan terdahulu. Hal itu dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial yang dilakukan masing-masing masyarakat kerajaan di Indonesia yang berbeda satu sama lain.
Setiap suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia mempunyai budaya yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Indonesia adalah salah satu negara dengan budaya lokal terkaya di dunia, karena Indonesia memiliki 200 hingga 250 suku bangsa dengan budaya yang berbeda-beda.
Pembelajaran Berbasis Budaya
Pembelajaran berbasis budaya merupakan penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Pendekatan ini didasarkan pada pengakuan terhadap budaya sebagai bagian yang fundamental dalam pendidikan, ekspresi, dan komunikasi gagasan, serta perkembangan pengetahuan. Dalam pembelajaran bermuatan nilai-nilai budaya, budaya diintegrasikan sebagai alat bagi proses belajar untuk memotivasi siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, bekerja secara kooperatif, dan mempersepsikan keterkaitan antara berbagai bidang ilmu. Sebagai suatu strategi belajar, pembelajaran berbasis budaya mendorong terjadinya proses imaginatif, metaforik, berpikir kreatif, dan juga sadar budaya. Pembelajaran bermuatan budaya lokal menjadikan proses belajar sebagai arena eksplorasi bagi siswa maupun guru dalam mencapai pemahaman dan mencapai pengertian secara rasional. Selain itu juga mewujudkan pengembangan keterampilan sampai tercapai keahlian, serta mencari strategi untuk mencapai pemahaman dan mengembangkan keterampilan tersebut. Pembelajaran bermuatan budaya lokal juga menjadikan budaya sebagai arena bagi peserta didik untuk mentransformasikan hasil observasi mereka ke dalam bentuk-bentuk dan prinsip-prinsip yang kreatif tentang alam dan kehidupannya. Melalui pendekatan ini siswa tidak sekedar meniru dan atau menerima saja informasi yang disampaikan, tetapi bisa menciptakan makna, pemahaman dan arti dari informasi yang diperolehnya.
Banyaknya aspek budaya lokal menurut Mahartini: 2018 yang relevan untuk anak, sehingga dipandang sangat potensial apabila pendidikan anak sejak dini selalu dikaitkan dengan budaya lokal daerah setempat dan bersinergi dengan berbagai aktivitas pembelajaran yang mengusung era pendidikan 4.0.
Tidak dapat dipungkiri bahwa semua aspek perkembangan anak diawali dari PAUD. Hal ini sebagai landasan bahwa pada era pendidikan 4.0, menempatkan guru PAUD sebagai bagian strategis dalam pendidikan. Guru PAUD harus selalu terbuka dan mengupgrade diri guna menyikapi berbagai tantangan dan halangan pada era pendidikan 4.0. Guru dapat mempersiapkan pembelajaran sedemikian rupa, antara lain dengan mengenalkan benda-benda menggunakan proyektor, permainan dan bercerita melalui video, memberikan informasi kekinian pada anak, dan memberikan informasi secara berkesinambungan kepada orangtua siswa dengan memanfaatkan fasilitas internet sehingga info terkini mengenai perkembangan anak maupun berita parenting diterima orangtua.
Penggunaan Teknologi Dalam Berbagai Aktivitas Budaya Lokal
Penggunaan teknologi dalam menunjang pendidikan di PAUD memanglah penting, sehingga akan sangat potensial apabila disinergikan dengan berbagai aktivitas budaya lokal yang mendukung perkembangan anak usia dini. Beberapa aktivitas pembelajaran di PAUD yang dapat dikemas dengan teknologi tanpa menyampingkan keberadaan budaya lokal setempat, yaitu dengan: (1) optimalisasi video permainan tradisional sebagai media pengenalan awal tentang permainan tradisional yang dimaksud sebelum anak melaksanakan permainan tersebut; (2) guru pula dapat mengemas satua bali dengan menampilkan gambar-gambar pendukung sehingga dapat menarik perhatian anak; (3) aktivitas bernyanyi/megending bali dapat dipersembahkan kepada anak dengan bantuan alat teknologi misalnya speaker atau sound system; dan (4) aktivitas salam dapat disetting pada setiap aplikasi pembelajaran sehingga dapat membiasakan anak mengucapkan salam atau doa sebelum melaksanakan aktivitas. Segala aktivitas anak dapat disinergikan dengan penggunaan teknologi sehingga sangat tepat apabila pendidikan yang berbasis budaya lokal dapat mendukung perkembangan era pendidikan 4.0.
Demikian artikel mengenai Pendidikan Berbasis Budaya Lokal Bagi Anak Usia Dini, mudah-mudahan bermanfaat untuk semuanya. Sekian dan terimakasih.
Sumber : Pendidikan Berbasis Budaya Lokal Bagi Anak Usia Dini Dalam Mengusung Revolusi Industri 4.0, Komang Trisna Mahartini : 2019.
Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah ini :
0 Komentar